Pengertian dan Contoh Kalimat Majas Litotes

Majas litotes adalah sebuah majas yang menggunakan ungkapan yang merendahkan atau mengurangi nilai dari suatu objek atau pernyataan untuk memperkuat pengertian sebenarnya. Dalam majas ini, penekanan diberikan pada hal yang tidak dilakukan, dibandingkan dengan hal yang sebenarnya dilakukan. Hal ini dilakukan dengan mengurangi pernyataan atau nilai suatu objek. Secara umum, penggunaan majas litotes memberikan efek pembenaran, penguatan atau pengurangan yang lebih kuat dari apa yang sebenarnya diungkapkan.

Pengertian Majas Litotes

Pengertian majas litotes sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu “litos” yang berarti “kecil” atau “rendah”. Majas ini sering digunakan dalam bahasa sastra, pidato politik, dan kegiatan sehari-hari seperti percakapan informal.

Ciri-ciri Majas Litotes

Ciri-ciri majas litotes antara lain menggunakan kata-kata negatif seperti “tidak” atau “bukan” untuk menunjukkan pembenaran atau pengurangan yang lebih kuat, menggunakan kata-kata yang merendahkan nilai suatu objek atau pernyataan, dan memperkuat pengertian sebenarnya dari kalimat atau pernyataan.

Contoh Kalimat Majas Litotes

Contoh kalimat majas litotes antara lain:

  1. “Dia bukan orang yang bodoh.”
  2. “Saya tidak tidak suka makanan itu.”
  3. “Tulisanmu tidak buruk.”

Dalam kalimat pertama, penggunaan kata “bukan” untuk merendahkan nilai “orang bodoh” dan memberikan efek pembenaran terhadap orang tersebut. Kalimat kedua menggunakan pengulangan kata “tidak” untuk mengurangi nilai pernyataan, namun sebenarnya mengungkapkan rasa tidak suka yang kuat terhadap makanan tersebut. Sedangkan pada kalimat ketiga, penggunaan kata “tidak buruk” untuk merendahkan nilai tulisan tersebut dan memberikan efek pembenaran pada kualitas tulisan.

Majas litotes sering digunakan dalam sastra dan pidato politik. Dalam sastra, majas ini digunakan untuk memperkuat pengertian sebenarnya dari kalimat atau pernyataan. Sebagai contoh, William Shakespeare dalam karyanya, “Julius Caesar” menggunakan majas litotes dalam kalimat “This is no unkindness, Brutus” yang berarti “Ini bukan tindakan kejam, Brutus.”

Dalam pidato politik, majas litotes digunakan untuk memberikan efek pembenaran atau pengurangan yang lebih kuat dari apa yang sebenarnya diungkapkan. Sebagai contoh, dalam pidato Martin Luther King Jr. yang terkenal, “I Have a Dream”, ia menggunakan majas litotes dalam kalimat “We are not satisfied, and we will not be satisfied until justice rolls down like waters and righteousness like a mighty stream.” yang berarti “Kami tidak merasa puas dan tidak akan merasa puas sampai keadilan terjadi seperti air dan kebenaran seperti sungai yang kuat.”

Dalam kegiatan sehari-hari, majas litotes sering digunakan dalam percakapan informal untuk memberikan pengertian yang lebih kuat.

Selain itu, majas litotes juga sering digunakan dalam bahasa sehari-hari. Misalnya, ketika seseorang ingin mengatakan bahwa suatu hal sangat mudah dilakukan, dia mungkin akan mengatakan “it’s not rocket science”, yang artinya bukanlah hal yang sulit atau rumit seperti membuat roket. Hal ini merupakan contoh penggunaan majas litotes dalam bahasa sehari-hari yang sering kita dengar.

Contoh lain dari majas litotes dalam sastra adalah pada puisi “To His Coy Mistress” karya Andrew Marvell. Dalam puisi tersebut, Marvell menggunakan majas litotes untuk mengekspresikan keinginannya terhadap wanita yang menjadi objek puisinya. Dia mengatakan “An hundred years should go to praise / Thine eyes, and on thy forehead gaze; / Two hundred to adore each breast, / But thirty thousand to the rest” yang artinya bahwa dia membutuhkan waktu 100 tahun untuk memuji mata si wanita dan 200 tahun untuk memuja setiap payudaranya, namun itu masih belum cukup untuk memuji keseluruhan dirinya.

Dalam bahasa Indonesia, contoh penggunaan majas litotes dapat ditemukan dalam kalimat seperti “tidak buruk” untuk mengungkapkan sesuatu yang sebenarnya sangat baik atau “tidak sedikit” untuk menyatakan jumlah yang sebenarnya besar.

Kesimpulan

Secara umum, penggunaan majas litotes memberikan efek pengurangan atau penyederhanaan dalam menyampaikan suatu maksud atau ide. Hal ini dapat membantu penulis atau pembicara dalam menyampaikan pesan mereka secara efektif, sehingga pesan tersebut lebih mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.